Sunday, 1 September 2019

Dendam Sang Perdana dan Para Pemburu


Ketika mencapai pantai, pemburu-pemburu itu larut dalam suka cita. Perjuangan mereka menembus ombak dan badai hari itu begitu menguras tenaga dan rasa takut yang amat sangat. Akhirnya sampai juga ke pantai. Semua menghambur menciumi pasir putih sambil berteriak kegirangan. Namun, lima orang pemburu yang sudah melompat ke pantai tadi itu kemudian tertegun dan saling berpandangan. Hanya berlima...padahal mereka bertujuh, bergegas mereka kembali ke kapal yang sudah mulai bocor dengan papan-papan terlepas. Wah...ternyata kedua teman mereka tidak selamat. Keduanya mungkin terbentur sehingga kepala mereka pecah dan meninggal seketika.
Setelah mengubur kedua temannya, para pemburu itu. Eh...mengapa mereka di sebut pemburu yah...ternyata ceritanya begini. Walhasil Negari Sultan Amin bernam Masrit, Negari yang aman, makmur, dan subur. Tapi suatu hari ketenangan dan kedamain negeri itu teruji, sudah dua hari ini mayat-mayat ditemukan di pinggir-pinggir desa, anehnya bukan dekat hutan. Mayat-mayat itu ditemukan di bibir pantai dengan tubuh tidak utuh. Detektif kerajaan diturunkan untuk menyelesaikan kasus ini, siang malam mereka melakukan investigasi, dan setiap malam pula, saat para penjaga yang sudah ditempatkan di setiap bibir pantai terlena, mayat-mayat kembali begelimpangan, bahkan sudah ada penjaga pantai yang menjadi korban.
Akhirnya tim dektektif yang melakukan penyelidikan siang dan malam mengambil kesimpulan. Bahwa dari mayat-mayat itu memiliki luka yang sama, berupa cakar, tapi ini bukan cakar harimau, ini berbeda, dan mayat-mayat ini menujukkan rasa takut yang luar biasa sebelum meninggal. Melihat dari polanya di dekat pantai dapat dipastikan makhluk atau apapun itu pasti berasal dari laut. Para detektif kerajaan tidak dapat menyimpulkan jenis makhluk yang menyerang itu, tetapi darah yang berceceran di pantai memiliki indikasi kuat bahwa makhluk itu lewat laut.
Kini seluruh perhatian tertuju pada pulau di seberang kerajaan. Pulau tak berpenghuni dan menakutkan selalu diselimuti kabut tebal, pulau itu  tidak pernah terlihat jelas bentuknya, sejak dulu masyarakat di pulau Masrit memiliki cerita seram tentang pulau itu. Semua orang  yang mencoba mendarat di pulau itu tidak pernah kembali, mengambil ikan saja para nelayan takut mendekati pulau misterius itu.
Pasti masalah ini berasal dari pulau itu. Tanpa menunggu korban berikutnya Raja segera memerintahkan Perdana Menteri mengumpulkan orang-orang pilihan, semacam pasukan khusus yang jumlahnya tidak banyak. Syaratnya harus cakap dalam berburu, dan tentu saja berani mati. Dari seluruh kerajaan terpilihlah tujuh orang pemuda tanggung, mereka sudah melewati serangkain tes fisik, dan ketangkasan. Ketujuh pemuda ini ditasbihkan sebagai pemburu kerjaan dengan tugas utama memburu makhluk yang membunuhi warga kerajaan Masrit hidup atau mati.
Setelah serangkaian persiapan bersiaplah ketujuh pemburu ini, mereka telah mempersiapkan tombak, parang, dan panah pokoknya siap tempur. Tekad mereka hanya satu kembali dengan makhluk sial itu atau mati mengabdi pada kerjaan. Merekapun berlayar ke pulau seberang, dan sepertinya aura magis telah mengikuti perjalan mereka, tiba-tiba ombak mengamuk, menggulung perahu yang mereka tumpangi, sekuat tenaga mereka bertahan dari gempuran badai dan ombak selama satu jam, dan akhirnya mereka sampai dengan tragis, dua orang telah tewas dalam perahu.
Pimpinan pemburu meminta semua pemburu untuk berkumpul dan mengatur strategi, setiap orang memakai senjata yang berbeda dan berjalan membentuk lingkaran sehingga masing-masing dapat saling melindungi. Semua segera bergerak masuk hutan. Hutan itu terlihat sangat angker dan tidak seperti hutan yang biasa mereka datangi. Akar-akarnya besar dengan bentuk pohon aneh menambah keangkerannya, ditambah lagi dengan kondisi hutan yang sunyi tanpa suara menandakan ada yang tidak beres dengan hutan ini.
Suasana sangat menegangkan, mereka sudah berjalan sekitar beberapa lama ke dalam hutan, tiba-tiba seorang pemburu menunjuk pohon besar dengan rongga aneh di dalamnya. Semua bersiap tidak ada yang besuara, sigap pemimpin pemburu meneliti rongga besar dalam pohon itu, dari dalam rogga bau tidak sedap sudah mulai tercium, dan ketika mereka melongok ke dalam ternyata rongga itu penuh dengan potongan tubuh dari mayat-mayat yang hilang. Tiba-tiba dari dalam balik  pohon, secara tiba-tiba muncul sosok makhluk aneh yang tidak pernah terlihat mata manusia manapun, tubuhnya kurus tinggi seperti batang pohon kering, matanya merah menyala, cakar-cakar ditangannya panjang dan terihat sangat tajam. Hampir seluruh badannya tertutup bulu. Tidak menunggu aba-aba makhluk itupun menyerang para pemburu. Kini para pemburu bertahan dengan sekuat tenaga, tebasan parang dan senjata tajam ternyata tidak mempan di tubuh makhluk itu, semua usaha mereka sia-sia. Satu persatu mereka tersungkur terkena cakaran tajam makhluk itu, sepertinya mereka tidak akan bertahan lama lagi. Saat pertempuran terjadi tidak ada seorangg pun yang memperhatikan sepasang mata tajam sedang mengawasi pertempuran itu, sebuah padangan yang jauh dari tempat itu secara rahasia dan mistik
----
Di dalam kamar rahasia kerajaan Masrit Perdana Menteri Raja, sedang menatap tajam putranya yang sedang bertempur dengan para pemburu dari sebuah baki berisi matra yang dapat menembus tempat lain secara rahasia.
Ternyata selama ini, Perdana Menteri kerajaanlah yang membuat kekacauan ini. Tidak ada yang menyangka selama ini Perdana Menteri menyimpan dendam pada raja Masrit. Dulu ketika istri Perdana Menteri melahirkan, Raja mengirim Perdana Menteri ke kerajaan asing untuk melakukan negosiasi perdamain. Dengan berat hati Perdana Menteri meninggalkan istrinya yang hampir melahirkan, dan benar saja sepeninggal Perdana Menteri menjalankan tugasnya. Istrinya melahirkan dengan susah payah, karena anak yang dilahirkan memiliki tubuh yang cacat, tubuhnya kurus seperti kayu kering dan ditumbuhi bulu, cakar-cakar tajam sudah tampak tumbuh di jari-jari kecil sang jabang bayi. Mereka yang membantu kelahiran istri Perdana Menteri kaget bukan kepalang, ini sangat aneh dan di luar dugaan. Akhirnya semua sepakat merahasiakan kelahiran itu, menunggu Perdana Menteri pulang.
Sepulang dari tugas negara Perdana Menteri langsung menuju rumahnya, dan alangkah kagetnya mengetahui kejadian yang diceritakan para pembantunya. Istrinya terus menangisi putranya yang tidak lazim. Dua minggu sang Perdana Menteri memikirkan masalah ini, antara malu dan tidak menerima kenyataan yang menimpanya. Dengan berat hati Ia kemudian membuat siasat, dengan kesaktian yang dimilikinya, Perdana Menteri merelakan anaknya diperlihara makhus halus dari pulau miteri di seberang lautan. Istrinya yang tidak menerima kenyataan  tidak mampu menahan diri dan akhirnya bunuh diri.  Tenggelamlah sang Perdana Menteri dalam kesedihan yang luar biasa, dan tentu saja dia menyalahkan rasa Masrit dalam hal ini. Sejak itu benih dendam pun muncul. Sambil menunggu putranya dewasa dalam asuhan para makhluk halus di pulau misteri, Perdana Menteri tetap melaksanakan tugas seperti biasanya, sehingga tak seorangpun curiga termasuk san  Raja.


----
Pertempuran masih terjadi, kini sang pemburu berusaha dengan sekuat tenaga menahan serangan makhluk aneh di depan mereka. Sampai kemudian dua orang pemburu tumbang bersimbah darah. Ketiga orang pemburu segera melakukan taktik berpencar. Setiap orang menuju ketiga arah berbeda, kini mereka tahu kekuatan makhluk itu. Di luar dugaan ternyata makhluk itu tidak mengejar para pemburu. Dengan pengalamannya akhirnya pimpinan pemburu mengetahui bahwa makhluk itu tidak tahan dengan sinar matahari atau cahaya terang, itulah mengapa kematian selalu terjadi pada saat malam, karena mahluk itu hanya mampu bergerak bebas di malam hari.
Para pemburu berembuk, mereka tidak akan mundur. Pimpinan pemburu segera mengusulkan untuk membakar hutan, siasat pun dijalankan. Hutan dibakar dari segala penjuru, api berkobar dengan hebatnya, seluruh pulau kecil penuh misteri itu seperti hangus terbakar. Tidak terkecuali makhluk pembunuh itu. Mayatnya ditemukan dalam keadaan gosong. Tetapi dari mayat itu para pemburu menemukan sesuatu yang membuat mereka sangat tercengang, seuntai kalung emas kerajaan ditemukan pada tubuh makhluk itu, kalung yang hanya dimiliki oleh orang peting dalam kerajaan, yaitu Perdana Menteri.
---
Mereka kembali, mereka kembali, suara teriakan penjaga pantai melihat kedatangan perahu para pemburu. Gong kencana dibunyikan, semua orang berlarian di tepi pantai, termasuk raja dan seluruh anggota kerjaan, kecuali tentu saja satu orang yaitu Perdana Menteri. Tanpa diketahui orang-orang yang sedang berlari ke pantai menyambut para pemburu, diam-diam sang Perdana Menteri melarikan diri dengan perahu yag telah disiapkannya, pergi dan tak akan pernah kembali.
Orang-orang berpesta, semua bergembira terlebih sang Raja, kini terbongkar siasat sang Perdana Menteri untuk menguasai kerajaan, semua berkat para pemburu. Raja memberikan mereka semua fasilitas yang mereka butuhkan. Bahkan untuk mengenang peristiwa ini, Raja memberikan maklumat untuk membuat patung para pemburu di depan pintu kerajaan, agar setiap orang yang melewatinya menngenang keberanian dan pengorbanan para pemburu.

No comments:

Post a Comment