Monday, 16 September 2019

Saat Senja Datang Kembali Menyapa


                                                                    oleh : Siti Aryana
Mungkin sebagian orang akan mengira jika senja adalah ciptaan tuhan sebagai akhir dari cerita hari ini. Tapi tidak bagiku. Entah sejak kapan, aku mulai mengagumi senja. Menurutku senja bukan hanya penutup atau akhir cerita saja , tapi senja adalah secerca cahaya membentuk garis berwarna jingga nan elok di ujung barat. Itu dulu, sebelum takdir merenggut nyawa orang yang ku sayang. Kini senja tak tampak indah di mataku. Entah mengapa senja menjadi hal yang paling ku benci dan tak ingin ku saksikan . Saat senja datang menyapa, aku merasa senja sengaja datang agar aku kembali mengingat kenangan yang dulu dan saat itu juga aku mulai merasa, jika senja yang indah itu hanya sebagai pengingat tentang masa lalu kita , tentang kenangan yang seharusnya kita hempaskan kembali terulang.... semua itu karna SENJA....
***
            “ Aduhh... laras cepetan !!! sebentar lagi bel masuk , kamu mau terlambat ??? “ celoteh Dinda  yang sedari tadi di depan kelas
            “ Iya Dindaku yang cantik , manis ,seperti kue. “ ucapku berlari kecil ke pintu menemui Dinda yang tengah berwajah cemberut .

Kenalkan , aku Ayu Larasatih atau biasa di panggil laras dan yang sedang bersamaku ini sejak SMP adalah Adinda wardanih atau biasa di panggil Dinda. Kami berdua tengah menuju ke kantin sekolah . Oh iya , aku sekolah di SMA NEGERI 1 Jakarta.Salah satu sekolah paling elit se-Jakarta. Aku, bisa di bilang murid baru/murid pindahan dari Jogjakarta dikarenakan ayahku berpindah tugas ke Jakarta. Maklum karna ayah adalah seorang arsitek terkenal.

            “ Eh, kemarin kak Hanbin ngajak aku ketemuan lo.” Ucapnya dengan wajah berseri-seri
            “ Kamu udah jadian sama dia ? “ tanyaku penasaran
            “Iyalah, emangnya kayak kamu nggak pernah pacaran .Dasar jomblo gak laku lagi,hhhhh ” ucapnya sambil menjulurkan lidah, kemudian keluar berlari
            “ Awas kamu .....DINDA....” aku mengejarnya keluar dari kelas
            “ Yaa coba aja kalau kamu bisa tangkap aku!!! “ serunya di luar kelas
            “DINDA....” seruku juga dan...
            “Aw... “ sepertinya aku tak sengaja menabrak seseorang dengan keras
            “Maaf..kamu nggak apa-apa kan ? “ ucapnya sambil menyetarakan wajahnya dengan wajahku
            “Siapa sih kamu? Pakai nabrak lagi ? nggak liat apa aku lagi kejar sese...hmm seseorang “ ucapku terhenti ketika aku memandang wajahnya, MasyaAllah....ganteng, mungkin tak cukup untuk mendekskripsikan ketampanannya.
            “Hey.. kamu nggak apa- apa kan ?“ sambil melambai-lambaikan tangannya didepan wajahku.
            “Ahh...iya,iya aku nggak apa-apa kok . kalau gitu aku permisi dulu ya” ucapku  menunduk menahan malu seraya namun tanganku langsung ditahan oleh dia
            “ Tunggu dulu, nama kamu siapa?” ucapnya dengan alis yang diangkat. Aku suka sekali melihatnya
            “Hmmmm.......” aku masih berfikir
            “Aku nggak bermaksud apa-apa kok, siapa tau kamu butuh bantuan dari aku, aku bisa bantu kamu kok, nama aku andy, Ahmad Syafriandi kalau kamu?”ucapnya dengan seulas senyum menawan miliknya
            “Aku...Ayu Laraswati.” Ucapku berlalu meninggalkannya
***
            Dari berjuta-juta umat yang menyukai senja, akulah salah satunya. Senja adalah salah satu momen yang tak terlupakan olehku. Disini aku tengah berdiri ditepi pantai Ancol, salah satu wisata alam yang banyak diminati oleh banyak orang. Senyumku tak pernah pudar memandangi maha karya tuhan satu ini. Walau setiap hari aku kesini tapi rasanya aku tak pernah bosan memandanginya. Dulu semasa kecil, aku selalu ke pantai bersama seseorang. Kami mengahabiskan waktu sore kami dengan bermain bersama, aku dan dia sama-sama penyuka senja . Waktu itu aku sangatlah bahagia karna dapat mempunyai teman. namun setelah dia pindah ke jakarta, aku sangatlah kesepian. Dan sebenarnya, salah satu alasanku untuk pindah ke Jakarta bukan hanya karna orang tuaku tapi karna untuk mencarinya walau aku tau bahwa mustahil untuk mencarinya di kota sebesar ini.

            “Kakak.. ada titipan surat dari orang .” lamuanku buyar mendengar ucapan anak kecil yang menghampiriku saat ini.
            “Dari siapa dek ?” tanyaku padanya
            “Katanya kakak harus baca dulu .” ucapnya
            “Makasih yaa....” ucapku sambil tersenyum kearahnya
            Ternyata kamu penyuka senja juga ya.” aku terheran siapa lagi orang yang iseng mengirimiku surat beginian
            “Hey..ayu ya?” ucapnya
aku mendongakkan kepalaku, tatapanku langsung tertuju pada senyum hangat itu lagi .
            “Kamu lagi...ngikutin aku ya ?” tanyaaku padanya
            “Eh? aku nggak ikutin kamu kok aku tuh memang sering kesini, kamu ngapain kesini?” tanyanya padaku
            “ Emangnya kenapa kalau aku datang kesini, kamu marah ?” cetusku padanya
            “Ternyata kamu sedikit pemarah ya ?” ucapnya seraya tersenyum kearahku
            “Bukan sedikit tapi banyak!!!” bentakku  padanya
            “Jangan suka marah-marah nanti cepat tua lo “ ucapnya dengan senyum jail. Bersamaan dengan itu, aku langsung teringat dengan seseorang yang sangat kurindukan sampai saat ini
            “Biarin aja “ cetusku padanya. Aku berlalu meninggalkannya dia karna aku sedikit emosi mendengarnya
            “Hey tungguin...”teriaknya padaku
            “Kamu suka senja juga ya ?” tanyanya padaku. Ketika langkah kaki kami sejajar
            “ Ya, aku sangat suka senja, senja selalu indah untukku. kalau kamu bagaimana ? “ tanyaku padanya. Dia sempat berfikir
            “Aku juga suka senja. Aku pikir, satu hari sudah kulewati moment terbaiknya ialah senja. “ucapnya padaku
            “Kamu fotografer ya?” tanyaku padanya
            “ Iya nih, hobinya aku. kamu mau aku foto?” ucpanya padaku
            “Boleh ?” ucapku polos padanya
            “hahahah....iya boleh Ayu. Aku yang nawarin masa nggak boleh sih.” Tawanya
            “Baiklah...” ucapku sedikit malu. Aku mulai mengambil pose dan dia mulai memotretku
            “Posemu kebanyakan konyol nih, lihat deh “ ucapnya sambil mengulurkan kameranya kepadaku
            “Hahahah...iyya nih, aku kelihatan gimana gitu. ..” tawaku terus berlanjut tanpa kusadari bahwa seseorang tengah menatapku penuh hangat hingga sore itu aku habiskan berdua dengan dia, Andy.
***
            Seperti biasa aku selalu saja terlambat masuk kelas . Peluh di dahiku terus meluncur dengan deras hingga aku sampai di bangku kelas.
            “Selamat datang ratu keong! Dasar lambat! Udah tau jam pertama nanti bapak Syarif masih aja suka terlambat. “ seperti biasa Dinda akan berceloteh panjang mengenai diriku.
            “Iya manis kayak gula jawa, ini terakhir kalinya kamu lihat aku terlambat, besok-besok aku pasti nggak akan terlambat lagi deh.” Ucapku ditambah senyum manisku
            “Alasan aja terus “ cetusnya. Walaupun Dinda terus tapi aku yakin dia agak sampai berhenti untuk jadi teman baikku.
            “Dinda, kamu tau gak?” tanyaku padanya
            “Gak tau “ ucapnya sambil menulis tugas dari pak Syarif
            “Ihhh...dengerin dulu, kamu tau Andy gak?” tanyaku padanya .seketika dia langsung berbalik kepadaku
            “Kamu deket sama dia? Andy anak kelas sebelah kan?” tanyanya balik kearahku
            “Nggak tau tu kalau dia anak kelas sebelah.” Ucapku padanya
            “Jangan bilang kalau kamu deket sama dia kan?” tanyanya kepadaku penuh semangat
            “Nggak ah, aku nggak deket sama dia kok!” ucapku kepadanya. Aku memang sudah mengira kalau respon dari pasti akan seheboh ini.
            “Alhamdulillah, akhirnya Ayu kita sudah laku.”ucapnya padaku dengan mata berbinar-binar
            “Apaan sih Dinda jangan ribut tau, laku-laku lo kira gue barang apa!” teriakku padanya
            “Hahaha...udahlah Ayu gue tau kok. Namanya aja baru disebut muka udah kayak kepiting rebus tuh.” Ucapnya meledekku. Aku langsung menaboknya memakai buku
            “Aduuhhhh..iya iya Ayu aku nyerah. Dengerin yah..setahu aku sih Andy tuh anak fotografer, fotonya tuh bagus-bagus bahkan ada perusahan yang mengkontrak Andy dan gajinya lumayan banyak loh. Dia itu anak yang baik, ramah, setahu gue belum ada tuh cewek yang berhasil jadi pacarnya. Selalu aja ada cewek yang berhasil dibuat patah hati karna dia mutusin mereka. “ ucap Dinda dengan mimik wajah serius
            “ Sepertinya julukan  jomblo bakal berakhir pada Andy dan kamu ” Lanjutnya sambil tersenyum jahil kepadaku.
            “Apasih..gaje deh.” Ucapku kepadanya. Dan akhirnya bel masuk kelas pun akhirnya berbunyi menghentikan percakapan kami berdua.
***
            Sepulang sekolah, di sore hari kali ini aku berencana datang ke cafe untuk membeli kopi vanilla latte kesukaanku lalu menuju ke pantai seperti rutinitasku. Diantar oleh sopir pribadiku sendiri, akhirnya aku tiba di kafe favoritku. Sambil menunggu kopiku jadi, aku memainkan handphone. Tanpa sadar, sebuah tangan menepuk pundakku
            “Ahhhhhhh....” aku teriak karna terkejut
            “Hey tenanglah ayu, ini aku andy” ucapnya dengan senyum ramahnya
            “Hufffft...aku kira siapa, kamu sih bikin kaget aja. “gerutuku padanya
            “Hahaha...maaf Ayu, muka kamu lucu juga kalau kaget. Kamu pesan apa?” tanyanya
            “Ohh..aku pesan vanilla latte, kalau kamu?” ucapku
            “Aku pesan carabian nute. Habis ini kamu mau kemana ?” tanyanya
            “Aku mau ke pantai, lihat sunset lagi.”ucapku
            “Kalau gitu bareng aku aja, aku juga mau kepantai mau ambil foto, gimana ?” tanyanya
            “Boleh deh.” jawabku
***
            Sesampainya dipantai, kami mengambil tempat duduk yang tak jauh dari pantai. Aku menikmati pemandangan sekitar. Klik..
            “Andy, kamu foto aku ya?” tanyaku
            “Heheh sorry Ayu, soalnya kamu kelihatan cantik sih.” Ucapnya. Entah mengapa mendengar Andy mengucapkannya membuatku teringat kembali kepada seseorang.
            “Hey kok kamu melamun sih .” ucapnya menyadarkanku dari lamuanku
            “Andy, mendengarmu mengucapkan kata-kata itu membuatku selalu teringat seseorang. Dia seseorang yang selalu kurindukan. Seandainya saja aku bisa bertemu dengan dia mungkin akan terasa lengkap sore hari ini. “ ucapku dengar air mata yang mulai turun di pipiku
            Andy terdiam tak juga merespon perkataanku, dia hanya terus memandangku kemudian memegang tanganku.
            “Ayu....sebernarnya selama ini aku selalu mengikutimu. Bukan karna apa tapi ada satu hal yang harus aku sampaikan kepadamu. Aku mengenal seseorang yang kamu cari itu. Dia adalah teman baikku. Dia selalu bercerita tentangmu kepadaku, Ayu. Ternyata dia benar, kamu adalah wanita yang baik, ramah dan juga pemarah. Kami biasa menghabiskan waktu berdua disini, dipantai ini. Dia bercerita, kalau kamu juga penyuka senja dan kenangan terbaiknya selama hidupnya ialah menghabiskan waktu senja berdua denganmu.tapi...beberapa tahun kemudian, tuhan memanggilnya pulang karna sebuah kecelakaan di saat di hendak kemari dan dia menitipkan surat kepadamu. Setelah kepergiannya aku selalu datang kesini dan berharap aku bisa bertemu denganmu. Ternyata Fatur benar, setelah sekian lama aku menunggu, akhirnya aku bisa menemuimu di sini.“ ucapnya dengan air mata memenuhi wajahnya sambil memberikan sebuah surat berwarna hijau muda kepadaku

.
Dear Ayu laraswati...

Aku tau kamu pasti akan datang menemuiku di Jakarta. Aku pun tau jika kamu sudah membaca suratku ini maka aku sudah berpulang....jangan sedih Ayuku, aku tak ingin kamu menangisiku. Aku ingin kamu menangis bukan karna kita sudah berakhir tapi aku ingin kamu tersenyum karna aku dan kamu pernah Bersama. Terima kasih untuk kenangan yang sudah tercipta diantara kita, itu adalah hal yang terindah dalam hidupku. Semoga kamu bahagia bersama orang yang layak membahagiakanmu, menemani hari-harimu melewati suka dan duka, Bersama melihat senja dan menghabiskan waktu hingga hari tua. Aku sangat mencintaimu.....terima kasih Ayuku......

Love


Fathur rahman.

Aku menangis sejadi-jadinya. Kupeluk erat kertas yang kini sudah basah dipenuhi air mata olehku. Hari ini senja tak lagi indah bagiku. Hari ini senja adalah saksi bisu betapa kehilangannya aku oleh orang yang kurindukan selama ini....




No comments:

Post a Comment