Tuesday, 17 September 2019

First Love

Oleh : Andi Naifah Nailah
              Bahagia,ya itulah satu kata yang cocok untuk mewakili suasana saat ini.dimana ini adalah hari pertama rani menggunakan seragam abu-abu miliknya.ya sekarang rani telah berusia 16 tahun.
            “kamu sudah siap nak?”tanya bunda sambil memberikan sepotong roti dipiring rani.
            “siap banget malah bun,”jawab rani dengan nada girang.

            Setelah sarapan dan berpamitan kepada orang tua nya,rani segera menuju ke sekolah diantar oleh pak tejo satpam rumah Rani.Sesampainya di sekolah barunya, Rani segera mencari kelas yang akan ia tempati menunut ilmu.Rani berjalan dengan hati yang sangat girang sehingga dengan tidak sengaja ia menabrak seorang laki-laki dan semua buku yang dibawah oleh laki-laki tersebut berantakan.
            “Maaf, saya tidak sengaja”jawab Rani ketakutan setelah membantu laki-laki itu memungut bukunya
            “ya,tidak apa-apa”jawab lelaki tersebut dingin sambil memungut sisa buku yang berantakan.

            Kemudian mereka berdiri secara bersamaan..Rani terkejut bukan main karena lelaki yang ditabraknya itu adalah lelaki yang pernah ada dalam hidupnya dan masih ada ya,dia adalah rezky febriansyah kakak kelas rani sewaktu masih menduduki kelas 1 smp sekaligus lelaki itu adalah CINTA PERTAMANYA. Rani tidak mampu lagi berkata-kata, mulut dia seakan kaku untuk berbicara.bagaimana tidak lelaki yang didepannya ini adalah orang yang selama ini ia cari,orang yang selama ini memberikan ketidakpastiannya pada rani.Rani baru saja inign menyapanya tapi lelaki itu langsung pergi menjauh tanpa mengucapkan sepata kata pun lagi.Betapa hancurnya Rani ketika mengetahui orang yang selama ini ia tunggu tak megenalinya sama sekali.
            Rani berjalan ke kelas dengan gontai,tadi setelah rani menabrak Rezky ia tanpa sengaja melihat penempatan kelas dan mendapatkan namanya di kelas X.3.Rani duduk dibangku kosong disamping seorang wanita.Rani  dan wanita itu memperkenalkan diri.ternyata nama wanita itu ada Riska.sejak dari itu,Rani dan Riska sudah menjalin ikatan persahabatan.Di mana ada Rani, disitu ada riska begitu pun sebaliknya
Suatu ketika Riska berbicara dengan Rani. Riska mengatakan ia menyukai kakak kelas disekolah ini. Tapi ia tidak mengetahui nama kakak kelas tersebut sehingga ia hanya dapat menyebutkan ciri-ciri dari orang tersebut. Dari ciri-cirinya Rani dapat menyimpulkan bahwa orang yang Riska sukai itu adalah cinta pertamanya. Tapi,Rani tidak ingin memberitahu riska sebenarnya karena ia takut persahabatan yang ia jalin dengan riska akan rusak.

            “Rani....”kata Riska berbisik sambil melambaikan tangannya di depan wajah wanita itu karena setelah mendengarkan cuehatan Riska tadi,Rani hanya melamun.
            “Ehh...iyya Ris”Kata Rani kaget.
            “Kamu denger aku kan”Kara Riska kepada Rani.
            “Ehh...dengar kok”
           
            Suatu hari ketika Riska sakit dan tidak masuk sekolah, Rani duduk sendiri di bangkunya dan tiba-tiba ada seorang lelaki yang bernama dimas.Dimas adalah teman sekelas Rani sekaligus ketua kelas rani. Dimas duduk disamping rani ketika pembelajaranm berlangsung. Rani yang dari tadi kebingungan pun akhirnya bertanya kepada Dimas kenapa ia tiba-tiba ingin duduk disamping Rani. Tetapi, Dimas hanya menjawab dengan santainya bahwa ia cuman ingin duduk di kursi itu saja tidak lebih.
            Ketika pembelajaran berlangsung, siswa dari kelas X.3 diharuskan ke perpustakaan. Ketika sampai di perpustakaan, Rani dengan tidak sengaja menabrak kembali seorang laki-laki dan laki-laki itu adalah Rezky.
            Ketika Rani ingin melarikan diri, tangannya dengan cepat ditarik oleh Rezky menuju samping perpustakaan yang sepi.
            “Bagaimana kabarmu?”tanya rezky
            “Ba..aa.i...kk kak”kata Rani terbata-bata.
            
            Setelah itu,Rani bergegas pergi meninggalkan Rezky yang tengah berdiri ia takut jika Rezky akan menanyakan sesuatu hal yang tidak ingin ia jawab saat ini. Rani merasa sangat gugup bagaimana tidak Rani bertemu lagi dengan orang yang pernah ada dalam hidupnya. Rani mengira bahwa Rezky sudah tidak mengenalinya lagi. Tapi ternyata Rezky masih mengigatnya. Rani tidak tau apakah ia harus merasa senang atau bagaimana.
            Keesokan harinya, Rani kembali menuju sekolah dengan sedikit semangat. Rani mencoba untuk melupakan  hal-hal yang terjadi kemarin. Setelah Rani sampai di sekolah, Rani dihadiakan dengan sebuah kejutan yaitu Riska sahabatnya sendiri tengah tertawa terbahak-bahak bersama dengan Rezky. Mereka kelihatan begitu senang tanpa memikirkan keadaan sekitar dunia seakan milik mereka berdua. Rani berjalan melewati mereka dengan sedikit tertunduk menahan isak tangisnya. Tetapi, Riska dan Rezky seolah tak melihat kehadiran Rani di sekitar situ.
            Sesampainya di dalam kelas, Rani segera duduk dan membuka buku mata pelajarannya karena sebentar lagi jam pelajaran olahraga akan dimulai. Rani tidak ingin mengigat kejadian tadi ia takut jika ia akan mengingat kembali kenangannya bersama dengan Rezky di jaman SMP nya. Tetapi tiba-tiba pintu kelas terbuka dan menampilkan Dimas yang sedang berdiri di dekat pintu .Dimas mengumumkan bahwa hari ini adalah pelajaran praktek dan seluruh siswa diharapkan untuk menggunakan seragam olahraganya.
            Setelah sampai di lapangan,kelas X.3 melakukan pemanasan terlebih dahulu sambil menunggu guru olahraga yang akan mengajar. Ketika Rani melakukan pemanasan ia terkejut ketika melihat Rezky dan juga ketiga temannya berada dilapangan dengan menggunakan baju olahraga juga. Rani melihat ke arah Riska yang sejak dari tadi tidak pernah menyapanya. Riska tengah tersenyum manis saat melihat Rezky di lapangan sekolah. Pemanasan awal yang dilakukan adalah berlari mengelilingi lapangan selama 10 kali. Di tengah pemanasan, Rani selalu memikirkan kejadian tadi, entah mengapa ada rasa sesak di dadanya ketika melihat cinta pertama sedang bemesraan dengan sahabatnya itu.
            Di putaran ke 5, tiba-tiba Rani merasakaan kepalanya sakit seakan ditusuk jarum. Rani tak kuasa lagi, menahan penglihatannya seakan mulai gelap dan akhirnya dia terjatuh.
            Ketika Rani tersadar, ia melihat sekelilingnya berwarna putih yang ia yakini adalah rumah sakit. Rani mendengarkan percakapan lelaki yang tidak asing lagi baginya yaitu Rezky. Dokter bercerita kepada Rezky bahwa penyakit yang di derita oleh Rani tersebut yaitu kanker otak stadium akhir dan harus menjalankan kemoterapi selama beberapa bulan. Betapa hancurnya hatinya mendengar penyakit yang ia derita itu.
            Rani mendengar pintu terbuka dan menampilkan sesosok lelaki yang dari dulu ada dalam hidupnya. Rezky menampilkan keadaann yang begitu acakan, dengan mata yang merah seperti habis menangis. Rezky tiba-tiba memeluk Rani yang sedang terbaring lemah disana. Rezky selalu menyalahkan dirinya sendiri. Karena dirinya lah yang menyebabkan rani seperti ini. Seandainya ia tidak berpura-pura menjauhi Rani dan tidak berpura-pura seolah ia tidak peduli lagi dengannya tapi jauh dari lubuk hatinya ia sangat mencintai perempuan yang saat ini dipeluknya. Ia bahkan hanya menanyakan keadaan Rani lewat Riska. Ya, Riska sudah mengetahui semuanya dan ia rela jika harus melepaskan Rezky demi sahabatnya Rani.
            “Sabar yah kamu harus kuat”kata rezky dengan penuh isak tangis.
            “Apa itu benar?”Kata Rani
            Tanpa mengubris pertanyaan Rani,Rezky tetap memeluk Rani erat.
           
          Setelah beberapa bulan kemudian Rani melakukan kemoterapi. Satu persatu dari rambutnya rontok. Rani selalu ditemani oleh Rezky jika ingin melakukan kemoterapi. Jika Rani ke sekolah ia selalu diantar jemput oleh Rezky dan akhir-akhir ini seluruh perhatian Rezky terpusat ke Rani.
            Setelah beberapa bulan menjalani kemo terapi, Rani dinyatakan bebas dari dokter. Rani sangat senang begitupun dengan Rezky, ia merasa pengorbanannya selama ini terbayar. Setelah ke rumah sakit, Rezky memtuskan untuk tidak membawa Rani pulang ke rumah. Ia lalu membawa Rani ke sebuah restoran. Setelah memasuki restoran tersebut Rani dibuat heran karena gelapnya ruangan tersebut dan Rezky telah menghilang di belakangnya.
            
         “Rezky kamu di manaaaaaaaaa?”Teriak Rani. Rani sudah merasa ketakutan karena tidak adanya orang yang mendengarkannya. Namun tiba-tiba lampu menyala dan tampak seorang lelaki yang sedang duduk di atas panggung sambil menyanyikan sebuah lagu.

Betapa bahagianya hatiku saat Ku duduk berdua denganmuBerjalan bersamamuMenarilah denganku

Namun bila hari ini adalah yang terakhirNamun ku tetap bahagiaSelalu kusyukuriBegitulah adanya
Namun bila kau ingin sendiriCepat cepatlah sampaikan kepadakuAgar ku tak berharapdan buat kau bersedih
Bila nanti saatnya t'lah tiba Kuingin kau menjadi istriku Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan Berlarian kesana-kemari dan tertawa
Namun bila saat berpisah t'lah tiba Izinkanku menjaga dirimu Berdua menikmati pelukan diujung waktu Sudilah kau temani diriku
Namun bila kau ingin sendiriCepat cepatlah sampaikan kepadaku Agar ku tak berharapdan buat kau bersedih
Bila nanti saatnya t'lah tiba Kuingin kau menjadi istriku Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan Berlarian kesana-kemari dan tertawa
Namun bila saat berpisah t'lah tiba Izinkanku menjaga dirimuBerdua menikmati pelukan diujung waktu Sudilah kau temani diriku Sudilah kau menjadi temanku Sudilah kau menjadi istriku

            
          “Lagu ini untuk wanita spesial yag sedang duduk di sana”Kata Rezky dan kemudian semua mata menyorot ke Rani.
            “Rani,will you my girlfriend?”Kata Rezky
            “Yes,,,I wi ll “ Kata Rani terbata-bata
            “Jadi sekarang kita pacaran kan?”Goda Rezky yang membuat pipi Rani merona.


Monday, 16 September 2019

Saat Senja Datang Kembali Menyapa


                                                                    oleh : Siti Aryana
Mungkin sebagian orang akan mengira jika senja adalah ciptaan tuhan sebagai akhir dari cerita hari ini. Tapi tidak bagiku. Entah sejak kapan, aku mulai mengagumi senja. Menurutku senja bukan hanya penutup atau akhir cerita saja , tapi senja adalah secerca cahaya membentuk garis berwarna jingga nan elok di ujung barat. Itu dulu, sebelum takdir merenggut nyawa orang yang ku sayang. Kini senja tak tampak indah di mataku. Entah mengapa senja menjadi hal yang paling ku benci dan tak ingin ku saksikan . Saat senja datang menyapa, aku merasa senja sengaja datang agar aku kembali mengingat kenangan yang dulu dan saat itu juga aku mulai merasa, jika senja yang indah itu hanya sebagai pengingat tentang masa lalu kita , tentang kenangan yang seharusnya kita hempaskan kembali terulang.... semua itu karna SENJA....
***
            “ Aduhh... laras cepetan !!! sebentar lagi bel masuk , kamu mau terlambat ??? “ celoteh Dinda  yang sedari tadi di depan kelas
            “ Iya Dindaku yang cantik , manis ,seperti kue. “ ucapku berlari kecil ke pintu menemui Dinda yang tengah berwajah cemberut .

Kenalkan , aku Ayu Larasatih atau biasa di panggil laras dan yang sedang bersamaku ini sejak SMP adalah Adinda wardanih atau biasa di panggil Dinda. Kami berdua tengah menuju ke kantin sekolah . Oh iya , aku sekolah di SMA NEGERI 1 Jakarta.Salah satu sekolah paling elit se-Jakarta. Aku, bisa di bilang murid baru/murid pindahan dari Jogjakarta dikarenakan ayahku berpindah tugas ke Jakarta. Maklum karna ayah adalah seorang arsitek terkenal.

            “ Eh, kemarin kak Hanbin ngajak aku ketemuan lo.” Ucapnya dengan wajah berseri-seri
            “ Kamu udah jadian sama dia ? “ tanyaku penasaran
            “Iyalah, emangnya kayak kamu nggak pernah pacaran .Dasar jomblo gak laku lagi,hhhhh ” ucapnya sambil menjulurkan lidah, kemudian keluar berlari
            “ Awas kamu .....DINDA....” aku mengejarnya keluar dari kelas
            “ Yaa coba aja kalau kamu bisa tangkap aku!!! “ serunya di luar kelas
            “DINDA....” seruku juga dan...
            “Aw... “ sepertinya aku tak sengaja menabrak seseorang dengan keras
            “Maaf..kamu nggak apa-apa kan ? “ ucapnya sambil menyetarakan wajahnya dengan wajahku
            “Siapa sih kamu? Pakai nabrak lagi ? nggak liat apa aku lagi kejar sese...hmm seseorang “ ucapku terhenti ketika aku memandang wajahnya, MasyaAllah....ganteng, mungkin tak cukup untuk mendekskripsikan ketampanannya.
            “Hey.. kamu nggak apa- apa kan ?“ sambil melambai-lambaikan tangannya didepan wajahku.
            “Ahh...iya,iya aku nggak apa-apa kok . kalau gitu aku permisi dulu ya” ucapku  menunduk menahan malu seraya namun tanganku langsung ditahan oleh dia
            “ Tunggu dulu, nama kamu siapa?” ucapnya dengan alis yang diangkat. Aku suka sekali melihatnya
            “Hmmmm.......” aku masih berfikir
            “Aku nggak bermaksud apa-apa kok, siapa tau kamu butuh bantuan dari aku, aku bisa bantu kamu kok, nama aku andy, Ahmad Syafriandi kalau kamu?”ucapnya dengan seulas senyum menawan miliknya
            “Aku...Ayu Laraswati.” Ucapku berlalu meninggalkannya
***
            Dari berjuta-juta umat yang menyukai senja, akulah salah satunya. Senja adalah salah satu momen yang tak terlupakan olehku. Disini aku tengah berdiri ditepi pantai Ancol, salah satu wisata alam yang banyak diminati oleh banyak orang. Senyumku tak pernah pudar memandangi maha karya tuhan satu ini. Walau setiap hari aku kesini tapi rasanya aku tak pernah bosan memandanginya. Dulu semasa kecil, aku selalu ke pantai bersama seseorang. Kami mengahabiskan waktu sore kami dengan bermain bersama, aku dan dia sama-sama penyuka senja . Waktu itu aku sangatlah bahagia karna dapat mempunyai teman. namun setelah dia pindah ke jakarta, aku sangatlah kesepian. Dan sebenarnya, salah satu alasanku untuk pindah ke Jakarta bukan hanya karna orang tuaku tapi karna untuk mencarinya walau aku tau bahwa mustahil untuk mencarinya di kota sebesar ini.

            “Kakak.. ada titipan surat dari orang .” lamuanku buyar mendengar ucapan anak kecil yang menghampiriku saat ini.
            “Dari siapa dek ?” tanyaku padanya
            “Katanya kakak harus baca dulu .” ucapnya
            “Makasih yaa....” ucapku sambil tersenyum kearahnya
            Ternyata kamu penyuka senja juga ya.” aku terheran siapa lagi orang yang iseng mengirimiku surat beginian
            “Hey..ayu ya?” ucapnya
aku mendongakkan kepalaku, tatapanku langsung tertuju pada senyum hangat itu lagi .
            “Kamu lagi...ngikutin aku ya ?” tanyaaku padanya
            “Eh? aku nggak ikutin kamu kok aku tuh memang sering kesini, kamu ngapain kesini?” tanyanya padaku
            “ Emangnya kenapa kalau aku datang kesini, kamu marah ?” cetusku padanya
            “Ternyata kamu sedikit pemarah ya ?” ucapnya seraya tersenyum kearahku
            “Bukan sedikit tapi banyak!!!” bentakku  padanya
            “Jangan suka marah-marah nanti cepat tua lo “ ucapnya dengan senyum jail. Bersamaan dengan itu, aku langsung teringat dengan seseorang yang sangat kurindukan sampai saat ini
            “Biarin aja “ cetusku padanya. Aku berlalu meninggalkannya dia karna aku sedikit emosi mendengarnya
            “Hey tungguin...”teriaknya padaku
            “Kamu suka senja juga ya ?” tanyanya padaku. Ketika langkah kaki kami sejajar
            “ Ya, aku sangat suka senja, senja selalu indah untukku. kalau kamu bagaimana ? “ tanyaku padanya. Dia sempat berfikir
            “Aku juga suka senja. Aku pikir, satu hari sudah kulewati moment terbaiknya ialah senja. “ucapnya padaku
            “Kamu fotografer ya?” tanyaku padanya
            “ Iya nih, hobinya aku. kamu mau aku foto?” ucpanya padaku
            “Boleh ?” ucapku polos padanya
            “hahahah....iya boleh Ayu. Aku yang nawarin masa nggak boleh sih.” Tawanya
            “Baiklah...” ucapku sedikit malu. Aku mulai mengambil pose dan dia mulai memotretku
            “Posemu kebanyakan konyol nih, lihat deh “ ucapnya sambil mengulurkan kameranya kepadaku
            “Hahahah...iyya nih, aku kelihatan gimana gitu. ..” tawaku terus berlanjut tanpa kusadari bahwa seseorang tengah menatapku penuh hangat hingga sore itu aku habiskan berdua dengan dia, Andy.
***
            Seperti biasa aku selalu saja terlambat masuk kelas . Peluh di dahiku terus meluncur dengan deras hingga aku sampai di bangku kelas.
            “Selamat datang ratu keong! Dasar lambat! Udah tau jam pertama nanti bapak Syarif masih aja suka terlambat. “ seperti biasa Dinda akan berceloteh panjang mengenai diriku.
            “Iya manis kayak gula jawa, ini terakhir kalinya kamu lihat aku terlambat, besok-besok aku pasti nggak akan terlambat lagi deh.” Ucapku ditambah senyum manisku
            “Alasan aja terus “ cetusnya. Walaupun Dinda terus tapi aku yakin dia agak sampai berhenti untuk jadi teman baikku.
            “Dinda, kamu tau gak?” tanyaku padanya
            “Gak tau “ ucapnya sambil menulis tugas dari pak Syarif
            “Ihhh...dengerin dulu, kamu tau Andy gak?” tanyaku padanya .seketika dia langsung berbalik kepadaku
            “Kamu deket sama dia? Andy anak kelas sebelah kan?” tanyanya balik kearahku
            “Nggak tau tu kalau dia anak kelas sebelah.” Ucapku padanya
            “Jangan bilang kalau kamu deket sama dia kan?” tanyanya kepadaku penuh semangat
            “Nggak ah, aku nggak deket sama dia kok!” ucapku kepadanya. Aku memang sudah mengira kalau respon dari pasti akan seheboh ini.
            “Alhamdulillah, akhirnya Ayu kita sudah laku.”ucapnya padaku dengan mata berbinar-binar
            “Apaan sih Dinda jangan ribut tau, laku-laku lo kira gue barang apa!” teriakku padanya
            “Hahaha...udahlah Ayu gue tau kok. Namanya aja baru disebut muka udah kayak kepiting rebus tuh.” Ucapnya meledekku. Aku langsung menaboknya memakai buku
            “Aduuhhhh..iya iya Ayu aku nyerah. Dengerin yah..setahu aku sih Andy tuh anak fotografer, fotonya tuh bagus-bagus bahkan ada perusahan yang mengkontrak Andy dan gajinya lumayan banyak loh. Dia itu anak yang baik, ramah, setahu gue belum ada tuh cewek yang berhasil jadi pacarnya. Selalu aja ada cewek yang berhasil dibuat patah hati karna dia mutusin mereka. “ ucap Dinda dengan mimik wajah serius
            “ Sepertinya julukan  jomblo bakal berakhir pada Andy dan kamu ” Lanjutnya sambil tersenyum jahil kepadaku.
            “Apasih..gaje deh.” Ucapku kepadanya. Dan akhirnya bel masuk kelas pun akhirnya berbunyi menghentikan percakapan kami berdua.
***
            Sepulang sekolah, di sore hari kali ini aku berencana datang ke cafe untuk membeli kopi vanilla latte kesukaanku lalu menuju ke pantai seperti rutinitasku. Diantar oleh sopir pribadiku sendiri, akhirnya aku tiba di kafe favoritku. Sambil menunggu kopiku jadi, aku memainkan handphone. Tanpa sadar, sebuah tangan menepuk pundakku
            “Ahhhhhhh....” aku teriak karna terkejut
            “Hey tenanglah ayu, ini aku andy” ucapnya dengan senyum ramahnya
            “Hufffft...aku kira siapa, kamu sih bikin kaget aja. “gerutuku padanya
            “Hahaha...maaf Ayu, muka kamu lucu juga kalau kaget. Kamu pesan apa?” tanyanya
            “Ohh..aku pesan vanilla latte, kalau kamu?” ucapku
            “Aku pesan carabian nute. Habis ini kamu mau kemana ?” tanyanya
            “Aku mau ke pantai, lihat sunset lagi.”ucapku
            “Kalau gitu bareng aku aja, aku juga mau kepantai mau ambil foto, gimana ?” tanyanya
            “Boleh deh.” jawabku
***
            Sesampainya dipantai, kami mengambil tempat duduk yang tak jauh dari pantai. Aku menikmati pemandangan sekitar. Klik..
            “Andy, kamu foto aku ya?” tanyaku
            “Heheh sorry Ayu, soalnya kamu kelihatan cantik sih.” Ucapnya. Entah mengapa mendengar Andy mengucapkannya membuatku teringat kembali kepada seseorang.
            “Hey kok kamu melamun sih .” ucapnya menyadarkanku dari lamuanku
            “Andy, mendengarmu mengucapkan kata-kata itu membuatku selalu teringat seseorang. Dia seseorang yang selalu kurindukan. Seandainya saja aku bisa bertemu dengan dia mungkin akan terasa lengkap sore hari ini. “ ucapku dengar air mata yang mulai turun di pipiku
            Andy terdiam tak juga merespon perkataanku, dia hanya terus memandangku kemudian memegang tanganku.
            “Ayu....sebernarnya selama ini aku selalu mengikutimu. Bukan karna apa tapi ada satu hal yang harus aku sampaikan kepadamu. Aku mengenal seseorang yang kamu cari itu. Dia adalah teman baikku. Dia selalu bercerita tentangmu kepadaku, Ayu. Ternyata dia benar, kamu adalah wanita yang baik, ramah dan juga pemarah. Kami biasa menghabiskan waktu berdua disini, dipantai ini. Dia bercerita, kalau kamu juga penyuka senja dan kenangan terbaiknya selama hidupnya ialah menghabiskan waktu senja berdua denganmu.tapi...beberapa tahun kemudian, tuhan memanggilnya pulang karna sebuah kecelakaan di saat di hendak kemari dan dia menitipkan surat kepadamu. Setelah kepergiannya aku selalu datang kesini dan berharap aku bisa bertemu denganmu. Ternyata Fatur benar, setelah sekian lama aku menunggu, akhirnya aku bisa menemuimu di sini.“ ucapnya dengan air mata memenuhi wajahnya sambil memberikan sebuah surat berwarna hijau muda kepadaku

.
Dear Ayu laraswati...

Aku tau kamu pasti akan datang menemuiku di Jakarta. Aku pun tau jika kamu sudah membaca suratku ini maka aku sudah berpulang....jangan sedih Ayuku, aku tak ingin kamu menangisiku. Aku ingin kamu menangis bukan karna kita sudah berakhir tapi aku ingin kamu tersenyum karna aku dan kamu pernah Bersama. Terima kasih untuk kenangan yang sudah tercipta diantara kita, itu adalah hal yang terindah dalam hidupku. Semoga kamu bahagia bersama orang yang layak membahagiakanmu, menemani hari-harimu melewati suka dan duka, Bersama melihat senja dan menghabiskan waktu hingga hari tua. Aku sangat mencintaimu.....terima kasih Ayuku......

Love


Fathur rahman.

Aku menangis sejadi-jadinya. Kupeluk erat kertas yang kini sudah basah dipenuhi air mata olehku. Hari ini senja tak lagi indah bagiku. Hari ini senja adalah saksi bisu betapa kehilangannya aku oleh orang yang kurindukan selama ini....




Monday, 2 September 2019

Ungkapan Yang Tak Tersuarakan.


                                                                                  - Aqilah Mariana Putri
Kamu tertawa. Entah apa yang membuatmu tertawa. Tampak lesung pipi dikedua belah pipimu. Asalkan kamu tahu, tiap kali kamu menunjukkan tawamu atau senyum mu, tiap kali itu juga mataku tak bisa beralih dari sosokmu. Dan dikala itu juga aku berharap menjadi salah satu penyebabmu tertawa dan tersenyum. Dan entah kapan harapanku itu menjadi kenyataan. Aku hanya bisa berharap dan terus berharap.
Hari ini kamis. Kamu mengenakan seragam batik. Aku menatap mu dari atas, posisi yang selalu berulang seperti ini, hampir setiap hari. Aku yang menatapmu dari lantai dua tepat di depan kelasku. Dan kamu yang tak menyadari tatapanku, duduk di bawah pohon yang dekat dari lapangan basket sekolah.
Kulihat jam tangan yang  ada ditangan kiriku. Sekarang tepat pukul tujuh, dan kamu masih duduk disana bersama kedua temanmu. 15 menit lagi, dan bel masuk akan segera berbunyi. 10 menit kemudian,  kau masih tetap di tempat yang sama. Padahal 5 menit lagi bel akan bunyi dan kelas akan segera dimulai.
Apa kamu tak ada kelas pagi ini?
Apa gurumu tak marah kamu sengaja terlambat masuk kelas?
Pertanyaan itu terus berulang dibenakku. Pertanyaan yang tidak akan pernah tersuarakan. Pertanyaan yang tidak akan pernah kau ketahui bahwa aku pernah menanyakannya. Ah, sudahlah aku harus masuk kelas sekarang. Pelajaran pertamaku akan segera dimulai. Sampai jumpa besok hari dengan kegiatan yang sama.
Kringg.. kringg….
Pelajaran akan dimulai, namun hari ini sedikit berbeda. Untuk pertama kalinya dalam sehari, aku bisa melihatmu untuk kedua kalinya. Guru mata pelajaran pertama dan kedua yang mengajar di kelas ku berhalangan hadir. Ku manfaatkan kesempatan ini untuk pergi ke kantin lebih dulu, agar tak harus antri seperti biasanya karena kantin selalu saja penuh. Percayalah, menghabiskan banyak waktu di kantin hanya untuk menunggu pesanan itu menjengkelkan.
Untuk pertama kalinya, setelah dari kantin aku berpapasan denganmu di lapangan. Awalnya, setelah dari kantin aku berencana untuk ke kelas, namun aku harus berbelok arah untuk ke toilet terlebih dahulu. Kamu yang memakai baju hitam polos yang sudah kulihat beberapa kali ini kamu pakai. Di tengah lapangan, kamu berdiri hendak pergi, setelah memungut bola basket yang tadi kamu mainkan. Kamu pergi, tanpa melihat dan menyadari akan kehadiran sosok ku yang sedang berdiri menatap sosok mu, sosok yang selalu aku puja. Memangnya aku siapa? Sampai keberadaanku harus disadari olehnya? Batinku.
Setelah hari itu, 1 hal yang ku ketahui tentangmu
Pertama, Kamu olahraga tiap hari kamis dijam pelajaran kedua
Sejak hari itu, esoknya kegiatanku bertambah. Memandangmu setiap pagi, dan mencarimu dilapangan basket tiap hari kamis, sebelum jam pelajaran kedua berakhir. Aku mencarimu bukan untuk menyapa, atau mengajak mu mengobrol. Tidak, bukan itu! Aku tidak memiliki keberanian sebesar itu untuk melakukannya. Aku mencarimu, hanya untuk memandangmu secara diam-diam. Hanya itu!
Di minggu selanjutnya tepat di hari Senin pagi. Aku menatap ke tempat biasanya kamu berada, dimana aku biasanya melihatmu ditemani oleh kedua orang yang mungkin adalah sahabatmu. Disana kosong. Tak ada lagi yang bisa kuperhatikan diam-diam. Tak ada lagi tawa dan senyum yang bisa ku lihat dihari ini.
“Mungkin dia sedang malas, makanya dia tidak ada disitu,” ucapku dengan suara yang nyaris tak bisa didengar.
Hari selanjutnya, selanjutnya, dan selanjutnya. Tepat satu minggu tempat itu tetap saja kosong. Bahkan sebelum istirahat pun kamu tak ada dilapangan. Jujur, tiap hari dalam seminggu ini, aku selalu menantikan keberadaanmu. Aku rindu melihat senyum dan tawa mu.
Hari ini Rabu, aku ke kantin bersama beberapa teman kelas ku. Saat ingin kembali ke kelas, aku melihatmu. Tanganmu sedang sibuk memakaikan dasi di lehermu. Sementara memerhatikanmu, matamu melihat ke arahku. 6 detik, mata kita saling beratatapan. Namun, dengan cepat kamu memalingkan wajahmu, dan berjalan menjauh dengan cepat. Aku hanya bisa melihat punggungmu yang mulai menjauh, dan akhirnya menghilang di persimpangan koridor kelas.
“mungkin dia lagi buru-buru” pikirku.
Setelah beberapa kali aku melihatmu berjalan tergesa-gesa keluar dari area sekolah setiap istrahat pertama atau kedua. Lalu setelah kembali, kamu menenteng satu kotak bekal berwarna merah hati. Aku mendapat point kedua dan ketiga tentang mu.
Kedua, Tiap istirahat pertama atau kedua, kamu mengambil bekal makanan dari luar.
Ketiga, Kotak makanan mu berwarna pink dengan gaambar hati dibagian tengah tutupnya. Mirip seperti milik perempuan.
Untuk beberapa kali ini, kamu terlihat selalu menyendiri, bahkan dua orang temanmu itu sudah tidak pernah lagi kulihat bersamamu. Aku menyimpulkan point ke empat tentang dirimu.
Keempat, Lebih sering terlihat sendirian
Hari kamis berikutnya, aku melihatmu keluar gerbang tanpa membawa tas. Selalu tergesa-gesa, mungkin begitulah kamu. Dengan baju putih bergaris dan celana olahraga. Baju kedua yang kulihat darimu selain seragam sekolah dan baju hitam polos milikmu.
Entah mengapa, hanya mengetahui empat fakta yang kubuat berdasarkan spekulasi ku saja, membuat bibirku ingin selalu tersenyum. Sampai ketika aku melihatmu pulang sekolah sambil mengendarai motor merah melewati gedung sekolah.
Lima, Bawa motor sendiri ke sekolah
Point kelima yang kubuat tentang dirimu. Point yang kubuat tepat saat aku melihatmu memberhentikan motor mu di pinggir jalan, di depan seorang gadis. Kamu kelihatannya sedang mengajak gadis itu untuk pulang bersama. Mood ku memburuk saat itu juga. Ku paksa pikiranku untuk tetap berpikir positif.
Aneh rasanya. Mengapa setelah kamu menawarinya kamu menoleh ke belakang. Aku disitu dan kupikir kamu melihatku. Aku hanya berharap, semoga kamu tidak melihat raut kekecewaan diwajahku.
Setelah kejadian itu, aku makin sering melihatmu mengajak gadis itu pulang. Positive thinking saja. Aku juga beberapa kali ini melihatmu, dan beberapa diantara beberapa kali tersebut, mata kita sempat bertemu. Mungkin hanya perasaanku saja. Tapi tiap kali pandangan kita bertemu kamu mendadak diam. Sebelumnya, aku bahkan melihatmu tertawa. Lalu dengan cepat kamu mengontrol wajahmu menjadi datar, ketika melihat ku. Kenapa?
Apa dia tahu kalau aku sering menatapnya?
Apa dia tahu kalau aku memiliki perasaan khusus padanya?
Tolong, jangan begitu! Tetaplah tersenyum. Teruslah tertawa bahkan ketika mata kita bertemu. Aku suka senyuman dan tawamu. Aku suka tiap kali melihat kedua lesung pipimu. Aku suka melihat caramu tertawa sampai kedua matamu hampir tertutup.
“Oh, sepertinya dia sedikit sipit,” gumamku.
Setelah berpikir panjang. Aku pikir, aku mendapatkan point ke enam sekaligus point terakhir tentangmu.
Keenam, Kamu tidak menyukaiku.
Sungguh, rasanya sesak melihatmu terdiam dengan tatapan dingin saat mata kita bertemu.
Sebegitu bencinyakah kamu melihatku?
Sebegitu tak sukanya kamu menyadari bahwa aku sering memperhatikan mu?
Ku rasa jawaban dari pertanyaaku bisa kujawab sendiri. Iya. Kamu benci. Kamu benci melihatku. Kamutak suka aku menatapmu.
Tenang. Aku orang yang mudah menyerah. Aku juga orang yang tidak suka memaksa. Kamu tidak suka melihatku? Baiklah! Aku bisa menghilang. Sesuai keinginanmu.
Jarak kelas kita lumayan jauh dan itu menguntungkan buat ku dan tentunya untuk mu juga. Sekarang, aku tak perlu lagi menatapmu dari atas atau mencarimu ketika aku berada di luar kelas. Sebelum kamu sadar akan semuanya. Sebelum kamu sadar dengan perasaanku terhadapmu. Aku harus berhenti menampakkan wajahku di hadapanmu.
Kita tentunya akan bertemu lagi di sekolah. Tapi tak apa, abaikan saja aku. Mulai hari ini aku memutuskan untuk berhenti menatap dan mencarimu. Aku berhenti mengagumimu.
Ya, aku hanya mengagumimu. Walaupun aku berani bertaruh bahwa perasaanku tidak sebatas hanya mengagumi sosokmu. Awalnya, mungkin aku hanya kagum, namun perasaan manusia selalu berubah-ubah bukan? Mungkin hari ini kamu tidak menyukaimu. Tapi, belum tentu besok. Begitu juga dengan ku. Hari ini mengkin aku hanya mengagumi sosokmu. Namun siapa yang tahu esok harinya. Tidak ada yang tahu bagaimana cara hati manusia bekerja, bukan?. Yang jelas hati menusia selalu berubah-ubah. Itu yang kutahu tentang hati manusia.
Untuk apa yang kurasakan, kamu tak perlu tahu. Bukan salahmu, hanya saja memang semua ini adalah keinginanku. Untukmu, terima kasih karena telah menjadi sosok yang kukagumi. Walaupun ungkapan terima kasihku ini takkan pernah tersampaikan dan tersuarakan  padamu.

Sunday, 1 September 2019

Dendam Sang Perdana dan Para Pemburu


Ketika mencapai pantai, pemburu-pemburu itu larut dalam suka cita. Perjuangan mereka menembus ombak dan badai hari itu begitu menguras tenaga dan rasa takut yang amat sangat. Akhirnya sampai juga ke pantai. Semua menghambur menciumi pasir putih sambil berteriak kegirangan. Namun, lima orang pemburu yang sudah melompat ke pantai tadi itu kemudian tertegun dan saling berpandangan. Hanya berlima...padahal mereka bertujuh, bergegas mereka kembali ke kapal yang sudah mulai bocor dengan papan-papan terlepas. Wah...ternyata kedua teman mereka tidak selamat. Keduanya mungkin terbentur sehingga kepala mereka pecah dan meninggal seketika.
Setelah mengubur kedua temannya, para pemburu itu. Eh...mengapa mereka di sebut pemburu yah...ternyata ceritanya begini. Walhasil Negari Sultan Amin bernam Masrit, Negari yang aman, makmur, dan subur. Tapi suatu hari ketenangan dan kedamain negeri itu teruji, sudah dua hari ini mayat-mayat ditemukan di pinggir-pinggir desa, anehnya bukan dekat hutan. Mayat-mayat itu ditemukan di bibir pantai dengan tubuh tidak utuh. Detektif kerajaan diturunkan untuk menyelesaikan kasus ini, siang malam mereka melakukan investigasi, dan setiap malam pula, saat para penjaga yang sudah ditempatkan di setiap bibir pantai terlena, mayat-mayat kembali begelimpangan, bahkan sudah ada penjaga pantai yang menjadi korban.
Akhirnya tim dektektif yang melakukan penyelidikan siang dan malam mengambil kesimpulan. Bahwa dari mayat-mayat itu memiliki luka yang sama, berupa cakar, tapi ini bukan cakar harimau, ini berbeda, dan mayat-mayat ini menujukkan rasa takut yang luar biasa sebelum meninggal. Melihat dari polanya di dekat pantai dapat dipastikan makhluk atau apapun itu pasti berasal dari laut. Para detektif kerajaan tidak dapat menyimpulkan jenis makhluk yang menyerang itu, tetapi darah yang berceceran di pantai memiliki indikasi kuat bahwa makhluk itu lewat laut.
Kini seluruh perhatian tertuju pada pulau di seberang kerajaan. Pulau tak berpenghuni dan menakutkan selalu diselimuti kabut tebal, pulau itu  tidak pernah terlihat jelas bentuknya, sejak dulu masyarakat di pulau Masrit memiliki cerita seram tentang pulau itu. Semua orang  yang mencoba mendarat di pulau itu tidak pernah kembali, mengambil ikan saja para nelayan takut mendekati pulau misterius itu.
Pasti masalah ini berasal dari pulau itu. Tanpa menunggu korban berikutnya Raja segera memerintahkan Perdana Menteri mengumpulkan orang-orang pilihan, semacam pasukan khusus yang jumlahnya tidak banyak. Syaratnya harus cakap dalam berburu, dan tentu saja berani mati. Dari seluruh kerajaan terpilihlah tujuh orang pemuda tanggung, mereka sudah melewati serangkain tes fisik, dan ketangkasan. Ketujuh pemuda ini ditasbihkan sebagai pemburu kerjaan dengan tugas utama memburu makhluk yang membunuhi warga kerajaan Masrit hidup atau mati.
Setelah serangkaian persiapan bersiaplah ketujuh pemburu ini, mereka telah mempersiapkan tombak, parang, dan panah pokoknya siap tempur. Tekad mereka hanya satu kembali dengan makhluk sial itu atau mati mengabdi pada kerjaan. Merekapun berlayar ke pulau seberang, dan sepertinya aura magis telah mengikuti perjalan mereka, tiba-tiba ombak mengamuk, menggulung perahu yang mereka tumpangi, sekuat tenaga mereka bertahan dari gempuran badai dan ombak selama satu jam, dan akhirnya mereka sampai dengan tragis, dua orang telah tewas dalam perahu.
Pimpinan pemburu meminta semua pemburu untuk berkumpul dan mengatur strategi, setiap orang memakai senjata yang berbeda dan berjalan membentuk lingkaran sehingga masing-masing dapat saling melindungi. Semua segera bergerak masuk hutan. Hutan itu terlihat sangat angker dan tidak seperti hutan yang biasa mereka datangi. Akar-akarnya besar dengan bentuk pohon aneh menambah keangkerannya, ditambah lagi dengan kondisi hutan yang sunyi tanpa suara menandakan ada yang tidak beres dengan hutan ini.
Suasana sangat menegangkan, mereka sudah berjalan sekitar beberapa lama ke dalam hutan, tiba-tiba seorang pemburu menunjuk pohon besar dengan rongga aneh di dalamnya. Semua bersiap tidak ada yang besuara, sigap pemimpin pemburu meneliti rongga besar dalam pohon itu, dari dalam rogga bau tidak sedap sudah mulai tercium, dan ketika mereka melongok ke dalam ternyata rongga itu penuh dengan potongan tubuh dari mayat-mayat yang hilang. Tiba-tiba dari dalam balik  pohon, secara tiba-tiba muncul sosok makhluk aneh yang tidak pernah terlihat mata manusia manapun, tubuhnya kurus tinggi seperti batang pohon kering, matanya merah menyala, cakar-cakar ditangannya panjang dan terihat sangat tajam. Hampir seluruh badannya tertutup bulu. Tidak menunggu aba-aba makhluk itupun menyerang para pemburu. Kini para pemburu bertahan dengan sekuat tenaga, tebasan parang dan senjata tajam ternyata tidak mempan di tubuh makhluk itu, semua usaha mereka sia-sia. Satu persatu mereka tersungkur terkena cakaran tajam makhluk itu, sepertinya mereka tidak akan bertahan lama lagi. Saat pertempuran terjadi tidak ada seorangg pun yang memperhatikan sepasang mata tajam sedang mengawasi pertempuran itu, sebuah padangan yang jauh dari tempat itu secara rahasia dan mistik
----
Di dalam kamar rahasia kerajaan Masrit Perdana Menteri Raja, sedang menatap tajam putranya yang sedang bertempur dengan para pemburu dari sebuah baki berisi matra yang dapat menembus tempat lain secara rahasia.
Ternyata selama ini, Perdana Menteri kerajaanlah yang membuat kekacauan ini. Tidak ada yang menyangka selama ini Perdana Menteri menyimpan dendam pada raja Masrit. Dulu ketika istri Perdana Menteri melahirkan, Raja mengirim Perdana Menteri ke kerajaan asing untuk melakukan negosiasi perdamain. Dengan berat hati Perdana Menteri meninggalkan istrinya yang hampir melahirkan, dan benar saja sepeninggal Perdana Menteri menjalankan tugasnya. Istrinya melahirkan dengan susah payah, karena anak yang dilahirkan memiliki tubuh yang cacat, tubuhnya kurus seperti kayu kering dan ditumbuhi bulu, cakar-cakar tajam sudah tampak tumbuh di jari-jari kecil sang jabang bayi. Mereka yang membantu kelahiran istri Perdana Menteri kaget bukan kepalang, ini sangat aneh dan di luar dugaan. Akhirnya semua sepakat merahasiakan kelahiran itu, menunggu Perdana Menteri pulang.
Sepulang dari tugas negara Perdana Menteri langsung menuju rumahnya, dan alangkah kagetnya mengetahui kejadian yang diceritakan para pembantunya. Istrinya terus menangisi putranya yang tidak lazim. Dua minggu sang Perdana Menteri memikirkan masalah ini, antara malu dan tidak menerima kenyataan yang menimpanya. Dengan berat hati Ia kemudian membuat siasat, dengan kesaktian yang dimilikinya, Perdana Menteri merelakan anaknya diperlihara makhus halus dari pulau miteri di seberang lautan. Istrinya yang tidak menerima kenyataan  tidak mampu menahan diri dan akhirnya bunuh diri.  Tenggelamlah sang Perdana Menteri dalam kesedihan yang luar biasa, dan tentu saja dia menyalahkan rasa Masrit dalam hal ini. Sejak itu benih dendam pun muncul. Sambil menunggu putranya dewasa dalam asuhan para makhluk halus di pulau misteri, Perdana Menteri tetap melaksanakan tugas seperti biasanya, sehingga tak seorangpun curiga termasuk san  Raja.


----
Pertempuran masih terjadi, kini sang pemburu berusaha dengan sekuat tenaga menahan serangan makhluk aneh di depan mereka. Sampai kemudian dua orang pemburu tumbang bersimbah darah. Ketiga orang pemburu segera melakukan taktik berpencar. Setiap orang menuju ketiga arah berbeda, kini mereka tahu kekuatan makhluk itu. Di luar dugaan ternyata makhluk itu tidak mengejar para pemburu. Dengan pengalamannya akhirnya pimpinan pemburu mengetahui bahwa makhluk itu tidak tahan dengan sinar matahari atau cahaya terang, itulah mengapa kematian selalu terjadi pada saat malam, karena mahluk itu hanya mampu bergerak bebas di malam hari.
Para pemburu berembuk, mereka tidak akan mundur. Pimpinan pemburu segera mengusulkan untuk membakar hutan, siasat pun dijalankan. Hutan dibakar dari segala penjuru, api berkobar dengan hebatnya, seluruh pulau kecil penuh misteri itu seperti hangus terbakar. Tidak terkecuali makhluk pembunuh itu. Mayatnya ditemukan dalam keadaan gosong. Tetapi dari mayat itu para pemburu menemukan sesuatu yang membuat mereka sangat tercengang, seuntai kalung emas kerajaan ditemukan pada tubuh makhluk itu, kalung yang hanya dimiliki oleh orang peting dalam kerajaan, yaitu Perdana Menteri.
---
Mereka kembali, mereka kembali, suara teriakan penjaga pantai melihat kedatangan perahu para pemburu. Gong kencana dibunyikan, semua orang berlarian di tepi pantai, termasuk raja dan seluruh anggota kerjaan, kecuali tentu saja satu orang yaitu Perdana Menteri. Tanpa diketahui orang-orang yang sedang berlari ke pantai menyambut para pemburu, diam-diam sang Perdana Menteri melarikan diri dengan perahu yag telah disiapkannya, pergi dan tak akan pernah kembali.
Orang-orang berpesta, semua bergembira terlebih sang Raja, kini terbongkar siasat sang Perdana Menteri untuk menguasai kerajaan, semua berkat para pemburu. Raja memberikan mereka semua fasilitas yang mereka butuhkan. Bahkan untuk mengenang peristiwa ini, Raja memberikan maklumat untuk membuat patung para pemburu di depan pintu kerajaan, agar setiap orang yang melewatinya menngenang keberanian dan pengorbanan para pemburu.