Wednesday, 11 March 2015

BATAS

Reski Amalia
Putih raga ini dalam aliran merah yang terus saja memacu perasaan yang telah menjadi hitam. Bermain warna untuk kehidupan adalah aku yang mulai bisa berjalan untuk melihat semuanya berperan dalam naskah-naskah yang telah diatur untuk ditampilkan didepan orang-orang hebat itu.
Aku mulai menyatu dalam semua drama kehidupan yang tak semua mengerti jalan dan akhir yang diciptakan. Terus saja bermain tanpa harus merasa bersalah adalah kesalahan orang-orang yang mengganggap dirinya yang terbaik. Aku yang hanya bisa menjadi biasa ternyata menjadi tokoh utama didalamnya. Seorang tokoh yang rela dicaci dan dianggap tak ada dalam permainan inti.
“Kamu bisa menjadi lebih baik.”
Aku berbicara dalam hati saat melihat semua orang mulai memainkan perannya. Aku hanya perlu untuk menghafal dan melafalkan semua naskah-naskah itu. Keinginan untuk merubah semua jalan ini adalah aku yang akan menjadi dibawah dan terus menghadap keatas.
“Apa kamu sudah selesai dengan semua cerita?”
Tanya seorang wanita dengan gaun merah itu kepadaku. Dia adalah pemeran yang akan membawa semua orang kejalan yang sudah direncanakan menjadi yang paling teratas dan membuat semuanya tunduk untuk kehidupan duniawinya.
“Biarkan aku memulainya dengan caraku, dan lihatlah akhirnya Nyonya.”
Jawabku dengan senyuman yang membuat diri lemah berani menatap kedepan dan berlari untuk menyatukan semuanya.
“Baiklah, Ini ceritamu.”
Dia berlalu dengan memainkan gaun merah itu, aku hanya bisa menerawang dari belakang melihat semua tingkah orang-orang disampingnya.
Itukah tingkah manusia-manusia yang terlalu angkuh dalam sikap yang tak dibenarkan. Aku hanya bisa melihat dalam lingkaran ditengah panggung itu. Melihat semua pemeran dibelakang panggung saling menjatuhkan bahkan membuat diri mereka menjadi orang lain adalah kesalahan bodoh yang terus saja berulang dalam kehidupan yang memiliki akhir tanpa nyawa.
Nyamankah mereka berjalan tanpa harus melihat semua darah segar itu. Indahkan kehidupan mereka hanya dengan berkata tanpa harus melihat teliga yang mulai mengeluarkan cairan karena kata-kata yang tak dipikirkan. Aku terlalu takut lari bahkan berjalan didekat orang-orang itu. Semua serasa salah jika untuk manusia-manusia hebat itu. Pikirkan semuanya hanya permainan singkirkan semua ambisius itu jika kalian tak ingin menghirup wanginya kegagalan karena perasaan yang terlalu meluap.
Aku hanya berkata dalam hati dan melihat semua mata mereka. Berharap salah satu dari mereka mengerti semua perasaan yang mulai membungkap semua mulut pucat itu. aku hanya ingin kedamaian dalam kehidupan sementara ini. Berdoa semua yang diatas turun dan merangkul kami yang mulai tersesat dalam jalan berlumpur ini. Aku hanya perantara dan berharap bisa menjadi hadiah indah dalam cerita ini.
Aku bukan siapa-siapa. Aku hanya sebuah perasaan bangga menjadi jiwa yang telah menyatukan jiwa yang hancur .
Aku bukan yang teratas. Aku hanya ingin menyetarakan semua dalam satu garis lurus.
Aku hanya kata maaf dan memaafkan yang mulai hilang dalam mulut-mulut yang terlalu bercerita kemunafikan itu.
“Sekaranglah saatnya semua tangan bersama!!”
Seruanku saat melihat semuanya menangis bersama. Menangisi kekecewaan dan penyesalan yang mulai berjalan beriringan.
“Apakah kami bisa menghapus semua kesalahan itu?”
Tanya seorang anak dengan kaki luka pasungan kisah kelamnya.
“Berdoalah, karena dia mendengar semua kata hati kalian.”
Dengan tangan ini, aku angkat mereka semua dalam satu semangat jika dunia akan lebih indah dengan senyuman.
“Terimah kasih.”
Jawabnya dengan senyuman yang mulai mengembang dalam wajah masih penuh memiliki kebimbangan
Dalam akhir ceritanya hanya satu yang dapat kukatakan senyumlah dalam kebersamaan lupakan tawa yang bisa membuat satu nyawa hilang. Jika hidup ini melangkah perlahan, lihatlah semua warna-warni kehidupan berjalan disampingmu. Mengarahkanmu menuju surganya dan membuat semua menjadi indah tanpa harus berubah menjadi yang terhebat. Hidup ini terlalu indah jika diberikan batas antara yang diatas dan dibawah.  Hiduplah dengan cara yang benar dan menjadi yang terhebat dihadapan terhebat satu pencipta kita semua.

No comments:

Post a Comment