Reski Amalia
Putih raga ini dalam
aliran merah yang terus saja memacu perasaan yang telah menjadi hitam. Bermain
warna untuk kehidupan adalah aku yang mulai bisa berjalan untuk melihat
semuanya berperan dalam naskah-naskah yang telah diatur untuk ditampilkan
didepan orang-orang hebat itu.
Aku mulai menyatu dalam
semua drama kehidupan yang tak semua mengerti jalan dan akhir yang diciptakan.
Terus saja bermain tanpa harus merasa bersalah adalah kesalahan orang-orang
yang mengganggap dirinya yang terbaik. Aku yang hanya bisa menjadi biasa
ternyata menjadi tokoh utama didalamnya. Seorang tokoh yang rela dicaci dan
dianggap tak ada dalam permainan inti.
“Kamu bisa menjadi
lebih baik.”
Aku berbicara dalam
hati saat melihat semua orang mulai memainkan perannya. Aku hanya perlu untuk
menghafal dan melafalkan semua naskah-naskah itu. Keinginan untuk merubah semua
jalan ini adalah aku yang akan menjadi dibawah dan terus menghadap keatas.
“Apa kamu sudah selesai
dengan semua cerita?”
Tanya seorang wanita
dengan gaun merah itu kepadaku. Dia adalah pemeran yang akan membawa semua
orang kejalan yang sudah direncanakan menjadi yang paling teratas dan membuat
semuanya tunduk untuk kehidupan duniawinya.
“Biarkan aku memulainya
dengan caraku, dan lihatlah akhirnya Nyonya.”
Jawabku dengan senyuman
yang membuat diri lemah berani menatap kedepan dan berlari untuk menyatukan
semuanya.
“Baiklah, Ini
ceritamu.”
Dia berlalu dengan
memainkan gaun merah itu, aku hanya bisa menerawang dari belakang melihat semua
tingkah orang-orang disampingnya.
Itukah tingkah
manusia-manusia yang terlalu angkuh dalam sikap yang tak dibenarkan. Aku hanya
bisa melihat dalam lingkaran ditengah panggung itu. Melihat semua pemeran
dibelakang panggung saling menjatuhkan bahkan membuat diri mereka menjadi orang
lain adalah kesalahan bodoh yang terus saja berulang dalam kehidupan yang
memiliki akhir tanpa nyawa.
Nyamankah mereka
berjalan tanpa harus melihat semua darah segar itu. Indahkan kehidupan mereka
hanya dengan berkata tanpa harus melihat teliga yang mulai mengeluarkan cairan
karena kata-kata yang tak dipikirkan. Aku terlalu takut lari bahkan berjalan
didekat orang-orang itu. Semua serasa salah jika untuk manusia-manusia hebat
itu. Pikirkan semuanya hanya permainan singkirkan semua ambisius itu jika
kalian tak ingin menghirup wanginya kegagalan karena perasaan yang terlalu
meluap.
Aku hanya berkata dalam
hati dan melihat semua mata mereka. Berharap salah satu dari mereka mengerti
semua perasaan yang mulai membungkap semua mulut pucat itu. aku hanya ingin
kedamaian dalam kehidupan sementara ini. Berdoa semua yang diatas turun dan
merangkul kami yang mulai tersesat dalam jalan berlumpur ini. Aku hanya
perantara dan berharap bisa menjadi hadiah indah dalam cerita ini.
Aku bukan siapa-siapa.
Aku hanya sebuah perasaan bangga menjadi jiwa yang telah menyatukan jiwa yang
hancur .
Aku bukan yang teratas.
Aku hanya ingin menyetarakan semua dalam satu garis lurus.
Aku hanya kata maaf dan
memaafkan yang mulai hilang dalam mulut-mulut yang terlalu bercerita kemunafikan
itu.
“Sekaranglah saatnya
semua tangan bersama!!”
Seruanku saat melihat
semuanya menangis bersama. Menangisi kekecewaan dan penyesalan yang mulai
berjalan beriringan.
“Apakah kami bisa
menghapus semua kesalahan itu?”
Tanya seorang anak
dengan kaki luka pasungan kisah kelamnya.
“Berdoalah, karena dia
mendengar semua kata hati kalian.”
Dengan tangan ini, aku
angkat mereka semua dalam satu semangat jika dunia akan lebih indah dengan
senyuman.
“Terimah kasih.”
Jawabnya dengan
senyuman yang mulai mengembang dalam wajah masih penuh memiliki kebimbangan
Dalam akhir ceritanya
hanya satu yang dapat kukatakan senyumlah dalam kebersamaan lupakan tawa yang
bisa membuat satu nyawa hilang. Jika hidup ini melangkah perlahan, lihatlah
semua warna-warni kehidupan berjalan disampingmu. Mengarahkanmu menuju surganya
dan membuat semua menjadi indah tanpa harus berubah menjadi yang terhebat.
Hidup ini terlalu indah jika diberikan batas antara yang diatas dan
dibawah. Hiduplah dengan cara yang benar
dan menjadi yang terhebat dihadapan terhebat satu pencipta kita semua.
No comments:
Post a Comment